Jakarta ~
NU berkomitmen menjadi penguat NKRI. Nilai-nilai Islam yang
dikembangkan NU dekat dengan nilai keindonesiaan yang ramah dan toleran.
Terkait dengan paham luar semisal Wahabi, NU mengambil garis tegas
menolaknya.
(nu.or.id/ AM)
Demikian ditegaskankan Ketua Umum
PBNU KH. Said Aqil Siroj dalam diskusi Pengurus Pusat Lembaga Kajian dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) NU di Tebet, Jakarta,
Senin (30/9)
Kang Said, sapaan akrabnya,
menjelaskan, tak hanya Wahabi, terhadap gerakan Islam lain semisal MTA
(Majelis Tafsir Al-Qur’an) dan kelompok sejenis yang mudah memvonis
salah dan sesat kelompok Islam lainnya, sikap NU tetap sama, yakni
menolak tegas ide tersebut.
Menurut dia, kelompok semacam ini
tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja)
yang bersumber pada ajaran dan teladan Nabi Muhammad SAW. “Bagi NU,
wahabi itu hanya sampai pada peringkat ahlussunnah (pengikut sunnah)
saja, tetapi tidak wal jamaah (pengikut sahabat dan ulama penerusnya),”
terang Kang Said.
Dinilai tidak wal Jamaah karena
Wahabi dan kelompok eksklusif sejenis mudah memvonis kafir sejumlah
kelompok tak sepaham, termasuk para ulama besar, seperti Imam
al-Ghazali, Abu Hasan Al-Asy’ari, Abdul Qadir al-Jailani, hingga
beberapa ulama Al-Azhar.
“NU mesti hati-hati. Kalau mereka
besar dan kuat, sehingga berkuasa secara politik, maka wajah intoleran
dan anarkis mereka semakin nampak,” tegas Kang Said.
Di akhir sesi, Kang Said berharap
Lakpesdam NU bekerja penuh menyikapi kondisi ini dengan berbagai upaya
menyebarkan ide-ide NU yang khas Indonesia, berwajah ramah dan toleran.
(nu.or.id/ AM)
No comments:
Post a Comment